Jaman sekarang siapa sih yang nggak pakai Google Ads? Mau itu perusahaan besar sampai ke local business, semuanya menggunakan digital marketing. Dan tentunya Google Ads menjadi salah satu pilihan channel yang tidak pernah terlewat.
Bagi anda yang baru menjalankan Google Ads, tentu ada pertanyaan bagaimana cara Google Ads menentukan biaya iklan? Mengapa saya ditagih sebesar ini? Dan mengapa ada keyword yang lebih mahal dan keyword yang lebih murah.
Mengenal Sistem Auction Digital Marketing
Di dalam dunia digital ads, kita mengenal sistem yang dinamakan real time bidding/ Secara sederhana, real time bidding atau yang kerap disebut RTB ini merupakan sistem standar, dimana advertiser atau pengiklan saling memberikan penawaran harga mereka untuk membeli sebuah inventori (atau slot iklan. Harga tertinggi lah yang akan menang, dan iklan akan tayang.
Real time bidding berlangsung saat website dimuat oleh audience. Sehingga waktunya hanya dalam hitungan milidetik. Semua ini bisa berkat sistem programmatic advertising yang telah berkembang selama lebih dari 1 dekade
Sistem auction atau lelang seperti ini tidak ada batas bawah atau batas atas (bukan kayak argo ojek ya), jadi tidak ada standar batasan anda akan membayar berapa. Bisa jadi anda membayar semurah 0.1 rupiah atau semahal 10 juta. Semua benar-benar bergantung pada faktor pasar, seperti:
- Jumlah impression atau ad request kala itu. Semakin banyak ad request, berarti semakin banyak demand. Jika supply atau pengiklannya tidak mencukupi, maka harga akan meroket gila
- Jumlah advertiser yang mentarget inventori tersebut
- Nilai bid yang ditentukan oleh setiap advertiser (ditentukan secara dinamis, biasanya advertiser menentukan nilai max bid)
Apa Dasar Harganya?
Biasanya platform advertising lain, seperti Meta dan TikTok Ads, menggunakan CPM (Cost Per Mile - Biaya per 1000 impressions). Artinya nilai bid ditentukan dari seberapa besar CPM yang anda tawarkan.
Contoh kasus: anda memasang bid max CPM sebesar 20.000. Artinya jika kondisi pasar mensyaratkan CPM sebesar 20.001, anda tidak akan ikut dalam bid tersebut dan ads anda tidak akan tayang
Biasanya platform akan memodifikasi nilai CPM, bergantung dari target dan audience size yang anda tentukan. Semakin besar dan luas audience-nya, CPM akan cenderung lebih kecil namun relevansinya akan lebih rendah. Sebaliknya jika audience size kecil dan sempit, maka CPM akan meningkat namun relevansinya lebih tinggi karena audience yang melihat iklan anda semakin terdefinisi.
Karena bid-nya CPM, artinya anda membayar ketika ads tayang, tidak peduli ada interaksi atau tidak
Google Ads Search/SEM = Beda Sendiri Karena Pakai CPC
Yup Google Ads menggunakan CPC sebagai basis penentuan harga. Artinya anda membayar hanya ketika ads anda di-klik. Namun dengan model bid seperti ini, umumnya pengiklan tidak bisa menjangkau user yang lebih banyak dibandingkan dengan metode CPM. Namun dengan begitu, pengiklan bisa mendapatkan hasil yang lebih daripada sekadar tayang.
Sistemnya masih sama, yaitu menggunakan auction. Google tidak menentukan batas bawah atau batas atas alias semuanya murni mekanisme pasar.
Contoh kasus: ada orang yang mencari keyword "jasa digital marketing", dan ternyata hanya ada 1 advertiser A yang memasang bid CPC sebesar Rp 200. Maka harga CPC-nya akan Rp 200 saja. Namun jika ada advertiser B yang memasang CPC Rp 400, maka advertiser B akan menang dan posisi advertiser A menjadi turun (anggap semua faktor lain nilainya sama).
Mencari Tahu Nilai CPC Rata-Rata dengan Keyword Planner
Google sudah menyediakan tools untuk para advertiser yang ingin mengetahui berapa perkiraan rata-rata bid yang dikeluarkan oleh kompetitor. Yup, anda bisa melakukannya dengan Google Keyword Planner.
Di sana, anda bisa menemukan metric Top of Page Bid baik low range (kuartil bawah) maupun high range (kuartil atas) untuk mendapatkan informasi harga potensial CPC yang akan anda bayar.
Perlu diingat, nilai di sini hanyalah perkiraan (potensi). Harga sebenarnya tetap mengacu ke keadaan pasar pada saat ad request terjadi.
Optimasi Bid dengan Automated Bidding
Di jaman sekarang, semua platform sudah menggunakan bidding otomatis atau automated bidding. Hal ini disebabkan karena sudah terlalu banyak advertiser dan pengguna Google Search, sehingga akan sulit apabila anda harus melakukan pengontrolan manual.
Automated bidding bekerja dengan memanfaatkan machine learning. Artinya, platform akan membaca banyak faktor sebelum menentukan biaya bidding yang pas, seperti:
- Jenis keyword
- Histori aktivitas
- Intensi
- Device
- Lokasi
- Waktu
- Bahasa
- ... dan banyak lagi
Dengan menggunakan automated bidding, anda juga bisa menyesuaikan strategi anda dengan goal atau konversi yang anda inginkan. Di Google Ads, anda bisa menggunakan Target CPA atau Target ROAS untuk bidding yang mengacu pada konversi.
Kelebihannya?
Simpel: menjangkau orang yang tepat di waktu yang tepat. Dengan menggunakan automated bidding, ada kemungkinan ads anda tidak 100% selalu tampil. Ads hanya akan tampil jika semua faktor memenuhi syarat, sehingga nilai bid CPC bisa disesuaikan dengan keadaan auction saat itu (memastikan agar iklan anda diklik oleh user di waktu yang tepat).
Google akan menyesuaikan CPC secara otomatis, bergantung pada nilai Target CPA atau Target ROAS yang anda tentukan
Untuk bisa menggunakan strategi automated bidding, anda harus sudah memasang kode konversi (baik melalui Google Tag Manager maupun hard code).
Jadi Begitulah Cara Google Menentukan CPC Anda
Intinya nilai CPC tidak datang dari langit. Google juga bukan pihak yang menentukan harga iklan anda, jadi jangan lagi anda bertanya:
Saya bisa dapat diskon CPC ga kalau pakai agency kalian?
Jawabannya ya jelas, tidak bisa. Karena mekanisme harganya ditentukan oleh pasar. Memang ada agency yang bisa menawarkan CPC lebih murah, tapi jika anda sudah tahu bagaimana CPC ditentukan apakah penawaran ini masih relevan?
Post a Comment for "Bagaimana Google Ads Search (SEM) Menentukan Biaya Iklan?"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.