Facebook Ads! Siapa yang masih belum kenal dengan channel digital marketing paling terkenal ini? Belakangan memang banyak perusahaan yang mulai berlomba-lomba untuk menggunakan Facebook Ads sebagai bagian dari strategi mereka.
Dan tentu saja seperti marketing pada umumnya, tidak semua strategi bisa memberikan hasil yang positif. Tidak sedikit juga bisnis yang menderita kerugian ketika menayangkan iklan di Facebook Ads, mau berapa besar perusahaan tersebut. Biasanya kesalahan tidak terletak di Facebook-nya, tapi lebih ke penanganan iklannya!
Apalagi Jika Anda Adalah Perusahaan Retail (E-Commerce)
Penanganan iklan di bisnis retail dan e-commerce membutuhkan "sentuhan" khusus, mengingat perbandingan pengeluaran dan pemasukan bisa langsung terlihat di dashboard Facebook Ads. Terlebih jika anda menggunakan CPAS (Collaborative Performance Advertising Solution) atau Collaborative Ads, dimana anda beriklan melalui platform marketplace di dalam Facebook.
Salah satu perbedaan mendasarnya lagi adalah, bisnis retail memiliki berbagai lini produk dan brand. Dimana satu lini produk bisa saja memiliki target audience yang berbeda dengan lini produk lainnya. Ini membuat perencanaan iklan di e-commerce menjadi lebih sulit dibandingkan iklan reguler.
Apa yang Membuat Return Iklan Anda Kecil?
- Goal atau objective dari iklan yang anda tayangkan
- Targeting dan audience yang diincar
- Konten yang memberikan ide sesuai dengan Goal dan Targeting anda
Ketiga faktor di atas haruslah direncanakan secara matang, tidak bisa hanya salah satu saja. Umumnya kerugian yang timbul di iklan disebabkan dari kegagalan perencanaan ketiga faktor tadi, contohnya:
- Salah mengidentifikasi targeting
- Goal dan targeting tidak sesuai, goalnya untuk mendapatkan purchase tapi mentarget cold traffic yang notabene lebih sulit untuk dikonversi
- Kesalahan penayangan konten, dimana desain dan copywriting-nya tidak sinkron sehingga menimbulkan kesan negatif bagi audience yang melihatnya
- Penayangan produk yang tidak sesuai dengan targeting, menayangkan semua produk dalam 1 iklan sehingga audience malah merasa pusing dan memutuskan untuk skip iklan
- Dan banyak lagi...
Tidak jarang perusahaan melakukan lebih dari satu kesalahan di waktu yang sama, sehingga membuat return iklan menjadi semakin rendah dan bahkan menyentuh angka negatif. Kalau sudah begini, hanya menunggu waktu saja sampai divisi digital marketing dihentikan karena kerugian yang terlalu besar!
Lalu, Bagaimana Cara Agar Kita Bisa Meningkatkan ROAS dari Facebook Ads?
Tidak begitu sulit konsepnya, namun faktanya tidak banyak pengiklan yang melakukan.
Selalu Gunakan Tracking
Banyak pengiklan yang 'lupa' atau bahkan meremehkan tracking, sehingga mereka tidak menggunakannya di website. Facebook memiliki sistem tracking yang cukup solid. Di browser side, dia memiliki Facebook Pixel. Sedangkan di server side dia memiliki Facebook Conversions API (CAPI). Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu melacak performa iklan yang terjadi di laur ekosistem Facebook.
Tracking Membantu Kita Memahami Performa Iklan Secara Lengkap |
Di kebanyakan kasus, pengiklan tidak mengimplementasikan sistem tracking dengan benar. Padahal dari sistem tracking ini, anda bisa mendapatkan informasi audience dan menyusun retargeting campaign. Dan jujur saja, bahkan agency pun juga masih jarang menggunakan sistem ini secara maksimal.
Dengan menggunakan sistem tracking yang tepat, anda mendapatkan 3 kelebihan sekaligus, yaitu:
- Anda bisa melacak performa campaign dengan akurat
- Facebook pun bisa menggunakan data itu, dan mengoptimasi penayangan iklan ke user yang lebih relevan
- Anda bisa menggunakannya sebagai sumber data untuk pembentukan audience sendiri
Kalau mau dibilang, sistem tracking ini merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam menentukan besar kecilnya ROAS anda
Segmentasikan Produk Anda
Anda tidak mungkin menjual mesin cuci kepada orang yang mencari TV, bukan? Meskipun anda menjual keduanya!
Facebook Catalogue Mengizinkan Kita Untuk Membuat Segmentasi Produk yang Akan Di-Ads |
Sama halnya dengan dunia Facebook Ads. Jika anda memiliki berbagai macam jenis dan lini produk, maka segmentasikan produk-produk tersebut ke dalam kategori masing-masing. Ini adalah contoh segmentasi yang saya lakukan untuk produk vitamin dan supplemen:
- Lini produk vitamin D
- Lini produk vitamin C
- Lini produk vitamin high end (harga di atas 300.000)
- Lini produk vitamin anak
- Lini produk vitamin untuk diet
- Dan lain-lain
Dengan anda melakukan segmentasi produk, maka iklan anda akan jauh lebih relevan. Karena audience hanya melihat produk yang mereka butuhkan saja.
Tapi kan semakin banyak pilihan, semakin bisa menjangkau orang lebih banyak? Siapa tahu butuh kan?
Saya kembalikan pertanyaan ini ke anda. Apakah anda akan tertarik jika ada pengiklan yang menawarkan earphone ketika anda sedang mencari ponsel? Meskipun keduanya saling berkorelasi, belum tentu produk tersebut bisa 100% cocok ke target audience anda.
Segmentasikan Audience Juga
Kalau hanya produk saja yang disegmentasi, ya sama saja bohong!
Ketika anda sudah membuat kategorisasi produk, anda juga harus bisa memberikannya kepada audience yang relevan.
Jangan sampai anda sudah mensegmentasi produk untuk anak, lalu ditayangkannya ke orang yang sama sekali tidak berinteraksi dengan anak.
Selalu Gunakan Funnel
Ingat, semua orang memiliki pengalaman berbelanjanya masing-masing. Ada orang yang masih harus mengenali brand anda terlebih dahulu, dan ada yang sudah cukup sering berinteraksi dengan brand anda.
Orang-orang tersebut tentu harus diperlakukan berbeda. Untuk yang masih baru, anda mungkin harus melakukan pendekatan yang lebih 'jinak'. Yaitu dengan memberikan konten awareness tentang brand anda.
Contoh Dynamic Retargeting Pada Campaign E-Commerce (Catalogue Sales) |
Bisa dengan memberitahu masalah yang mungkin ditemui, atau dengan menceritakan siapa brand anda sebenarnya.
Sedangkan untuk orang-orang yang sudah beberapa kali berinteraksi dengan brand, mungkin tidak perlu diberikan konten awareness lagi. Anda bisa langsung menawarkan solusi yang anda miliki kepada mereka, sehingga audience tersebut bisa langsung menyelesaikan transaksi.
Selalu pisahkan campaign untuk awareness dan untuk penjualan
Optimalkan Manajemen Campaign Anda
Saya beberapa kali menemui klien yang asal memasukkan campaign tanpa ada kesamaan konteks.
Contohnya memasukkan iklan harbolnas, fakta unik, hari kemerdekaan, olahraga, keluarga, semuanya di dalam satu campaign dan satu ad set.
Bahkan tidak jarang juga saya menemui pengiklan yang 'serakah' dan langsung mentarget hampir semua interest yang ada di Facebook! Alhasil iklan jadi meluber kemana-mana, dan Facebook pun bingung harus menayangkan iklan ke siapa.
Karena itu, selalu atur semua konteks campaign anda ke kategorinya masing-masing. Jangan dicampur jadi satu!
Lakukan Kelima Hal di Atas, dan Dapatkan ROAS Paling Optimal
Saya sendiri sudah beberapa kali melakukannya, dan ROAS yang saya dapatkan selalu positif. Ada yang mencapai 3-4x lipat, dan ada yang mencapai 17x lipat.
Jangan lupa bahwa anda beriklan kepada manusia, bukan robot yang asal scan - klik - beli. Manusia memiliki kemampuan berpikir, mempertimbangkan, dan mengutarakan emosi. Anda harus memperhatikan hal-hal itu. Agar orang yang melihat iklan anda, merasa relate dengan produk/solusi yang ditawarkan.
Post a Comment for "5 Langkah Mudah Meningkatkan Return (ROAS) Dari Facebook Ads"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.