Memilih channel digital marketing sudah hampir sama seperti memilih jodoh! Kalau salah pilih, maka dampaknya bisa panjang dan performa bisnis pun juga akan terpengaruh. Sayangnya seringkali kita juga bingung ketika dihadapkan dengan berbagai pilihan channel, dan tidaks edikit dari kita menganggap bahwa lebih banyak channel maka lebih baik.
Namun sadarkah anda bahwa itu tidak tepat? Setiap bisnis memiliki persona dan karakteristiknya sendiri. Ada bisnis yang bisa cepat berkembang dengan media sosial, ada yang lebih cepat berkembang dari website. Pertanyaannya, apa yang perlu dipertimbangkan ketika akan memilih channel digital marketing untuk pemasaran website kita?
Memahami Bisnis Adalah Kunci Utama
Bagaimana mungkin kita bisa menawarkan bisnis ke orang lain apabila kita sendiri belum paham terhadap bisnis itu sendiri? Faktanya ada banyak pelaku bisnis dan marketer yang masih belum paham produk/barang apa yang mereka pasarkan. Ini membuat mereka bingung memilih channel mana yang harus digunakan, dan akhirnya berakhir ke memilih semua channel sekaligus.
Merawat banyak channel dalam satu waktu membutuhkan biaya operasional dan sumber daya yang tidak sedikit!
Pertanyaannya simpel: untuk apa kita berkutat di channel yang tidak sesuai dengan profil bisnis kita? Ibarat kita tidak mungkin memasarkan produk alkohol ke sekolah bukan? Meskipun di sekolah ada banyak orang, tapi ya memang tidak sesuai profilnya dengan target market kita.
Pertama: pahami bagaimana bisnis anda ditemukan
- Berdasarkan pencarian/urgensi - contohnya di kasus kebutuhan mendesak seperti service laptop, duplikat kunci, perpanjang dokumen. Dimana calon customer akan melakukan pencarian tepat ketika mereka membutuhkannya.
- Berdasarkan kebiasaan/ketertarikan - contohnya di kasus kebutuhan tersier seperti laptop gaming, ponsel high end, atau jasa konsultan. Dimana calon customer harus rutin terpapar berdasarkan dari ketertarikan mereka, sebelum memutuskan untuk menjadi pelanggan.
Sedangkan untuk masalah berdasarkan ketertarikan, anda bisa menggunakan channel yang berdasarkan komunitas dan interaksi, seperti Social Media atau Email Marketing.
Kedua: ketahui di mana target customer anda berada
Perlu diketahui bahwa profil pengguna di setiap channel itu berbeda. Profil yang berbeda, tentu memiliki kebiasaan yang berbeda juga. Anda tidak bisa menganggap pengguna di TikTok memiliki profil dan kebiasaan yang sama juga ketika berada di LinkedIn, bahkan jika itu adalah orang yang sama namun memiliki 2 akun.
Sehingga anda harus memahami dan memperkirakan di mana target customer anda biasa beraktivitas. Sebagai contoh, TikTok terkenal sebagai tempat untuk mencari referensi produk unik di internet. Jika bisnis anda menjual produk yang unik, maka anda bisa menggunakan TikTok.
Atau contoh lain, LinkedIn identik dengan pengguna professional. Jika bisnis anda mentarget orang-orang professional, maka LinkedIn wajib anda gunakan sebagai channel marketing.
Ketiga: pahami jenis konten yang cocok
Banyak brand meniru konsep konten secara membabi buta hanya karena konten tersebut viral. Contohnya ketika ada format meme yang dibicarakan orang-orang di social media, brand buru-buru untuk meniru meme tersebut tanpa melakukan riset apakah konteks meme-nya sesuai dengan bisnis atau tidak.
Menggunakan format konten yang tidak sesuai dengan profil bisnis, tidak akan membuahkan hasil. Kalaupun konten anda berhasil mendapatkan eksposur yang diinginkan, eksposur tersebut tidak akan valid untuk dikonversikan menjadi pelanggan.
Satu format yang sukses di platform tertentu, belum tentu juga bisa sukses di platform lain. Konten video bercandaan khas TikTok tidak akan memberikan hasil yang sama ketika dibawa ke LinkedIn.
Keempat: pelajari algoritma dan bagaimana audience bisa berinteraksi dengan konten anda
Jika anda menggunakan konten blog sebagai channel marketing anda, maka anda harus paham bagaimana user bisa menjangkau konten anda di internet. Beberapa jalan yang mungkin adalah dengan menemukan konten anda lewat Google, timeline social media, atau melalui referensi dari situs lain.
Perbedaan algoritma dan penyajian konten juga mempengaruhi seberapa cepat dan stabilnya pertumbuhan dari channel digital marketing anda. Ada platform yang mengedepankan kebiasaan user dibandingkan dengan akun yang difollow seperti TikTok dan YouTube, namun ada juga yang mengutamakan dari akun yang difollow seperti Instagram dan LinkedIn.
Dengan begitu anda bisa menyesuaikan jenis konten yang akan ditayangkan dan memaksimalkan potensi jangkauan hingga titik tertinggi. Pelajari juga bagaimana user bisa membagikan konten anda ke orang lain.
Contohnya, LinkedIn akan membagikan konten yang dilike secara otomatis ke timeline sedangkan Instagram membutuhkan user untuk mengklik "share" secara spesifik.
Penguasaan Teknis Channel dan Identitas Bisnis = Sukses Besar
Memang salah satu kesulitan digital marketing adalah kita harus memahami kaidah teknis dan operasionalnya. Kita tidak bisa hanya paham bagaimana algoritma bekerja atau hanya memahami teori marketing saja untuk bisa sukses.
Dengan menguasai teknis dari platform digital marketing yang ada, lalu dikombinasikan dengan pengetahuan bisnis yang baik lah kunci untuk memenangkan persaingan di digital marketing yang sesungguhnya.
Sekarang, bagaimana dengan anda? Apakah sekarang anda sudah mulai memikirkan mana channel yang sekiranya pantas untuk anda gunakan?
Post a Comment for "Apa yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memilih Channel Digital Marketing?"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.