Banyak praktisi pendidikan yang mempercayai agar siswa menjadi lulusan unggul maka harus mampu mengerjakan soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Berbagai cara pun digunakan untuk meningkatkan tingkat kesulitan soal, sampai tingkat soal yang cukup tinggi yaitu HOTS atau High Order Thinking Skill.
Soal dengan level HOTS memiliki tingkat kesulitan yang sangat sulit. Mengapa? Soal-soal HOTS menuntut siswa untuk berpikir kritis dan komprehensif terhadap soal. Bahkan untuk soal pilihan ganda sekalipun, jawaban dari soal HOTS tidak dapat diterka dengan mudah.
Apa bedanya dengan soal biasa? Soal HOTS umumnya tidak dapat dikerjakan dengan cara praktis, namun diperlukan nalar tingkat tinggi dan bisa menggunakan berbagai rumus dan bahkan lintas pelajaran.
Beberapa contoh soal HOTS yang pernah saya temui adalah soal kombinasi dari matematika, fisika, dan kimia dalam satu soal. Soal HOTS memiliki jalan yang kompleks dan kadang harus menentukan berbagai variabel terlebih dahulu sebelum dapat menyimpulkan jawabannya.
Sebenarnya, soal HOTS sudah diterapkan sejak dulu. Namun, porsinya tidak sepadat sekarang. Infonya, ujian nasional tahun 2018 hampir seluruhnya adalah soal HOTS. Dan kabarnya porsi soal HOTS yang banyak ini agar bisa mencetak lulusan unggul dan dapat bersaing di pasar bebas ASEAN atau MEA.
Seberapa efektif?
Seperti yang sudah kita ketahui, tidak semua orang memiliki level kognitif yang sama. Dengan porsi soal HOTS yang banyak, maka siswa yang tidak benar-benar menguasai bidang tersebut bisa mendapatkan nilai yang sangat rendah (bahkan bisa 0), karena kompleksnya jalan untuk menyelesaikan soal.
Jika soal level mudah dapat diselesaikan dengan jalan yang singkat dan mudah, maka tidak dengan soal HOTS. Bahkan soal HOTS terkadang hanya memberikan sedikit data dan menuntut siswa menggunakan pengetahuan dan wawasan mereka untuk mencari sisanya.
Jika prosi HOTS di dalam soal ujian terlalu tinggi, maka yang terjadi adalah hanya murid yang benar-benar menguasai pelajaran tersebut yang dapat berhasil lulus, sedangkan yang lainnya bisa anjlok.
Padahal, ujian nasional yang diadakan seharusnya tidak menguji siswa secara spesifik, apalagi dengan soal dengan level yang terlampau tinggi. Kecuali jika sekolah tersebut adalah sekolah vokasi, yang menuntut siswa untuk menguasai bidangnya 100%.
Siswa menjerit?
Banyak siswa yang akhirnya mengeluh di halaman twitter kemendikbud. Mereka mengatakan kalau soal di ujian nasional terlampau sulit, terutama untuk level SMA (Sekolah Menengah Atas).
Seharusnya soal ujian nasional menggunakan porsi yang proposional, bukannya malah terlalu sulit. Mengingat, bahwa SMA yang ada di Indonesia masih bersifat umum.
Post a Comment for "Apa Itu Soal High Order Thinking Skill (HOTS)?"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.