Siapa diantara kalian semua yang belum pernah sekolah? Woh, pasti udah pernah sekolah semua ya? Kalau nggak, anda pasti nggak bisa baca tulisan saya (*ngacir). Nah bagi anda yang masih tengah berkecimpung di dunia pendidikan sekarang ini sebaiknya pikir 2x saat akan berkeluh kesah tentang sekolah anda, karena ada diantara kawan-kawan kita yang harus bertaruh nyawa saat akan pergi ke sekolah. Penasaran? Yuk simak kelanjutannya!.
1. Kisah di Sumatra, meniti seling baja untuk kesekolah
Ew, seling baja? Yup, anak-anak di Sumatra harus berjalan di atas seutas seling baja untuk pergi ke sekolah! Seling baja ini sepanjang 30 meter di atas sungai yang mengalir! Wow, bayangkan jika keseimbangan mereka goyah, lalu..... Uh benar-benar tidak bisa dibayangkan! Belum lagi itu cuma sebagian kecil dari rute yang harus mereka lalui. Mereka masih harus berjalan sejauh 20 kilometer! hanya dengan berjalan kaki, karena kendaraan takkan bisa lewat di jalan separah itu. Sekitar 20 murid dari Desa Batu Busuak harus menjalani perjalanan menantang maut ini setiap harinya.2. Murid di Pili, merayap dinding tebing pegunungan yang curam
Di Zhong Guo (Hokkian : Tiong Kok, 汉子:中国), bagi para guru yang masih baru bertugas, mereka akan ditempatkan di daerah yang sangat terpencil yaitu di daerah Xinjiang. Di sana hidup sekitar 80 anak-anak usia sekolah yang haru berjalan merayapi tepian gunung yang curam! Yang benar saja, masih diperparah dengan kondisi lereng gunung yang tidak bersahabat dimana lebar lereng hanya cukup untuk menapakkan kaki! Artinya, sedikit saja anda meleng, habislah nyawa anda. Bukan hanya itu, mereka masih harus berjalan sekitar 125 kilometer yang diantaranya terdapat 4 sungai beku, jembatan rantai sepanjang 400 meter, dan jembatan papan tunggal yang menyeramkan. Bagaimana? Masih mau mengeluh tentang jarak rumah anda ke sekolah? Malu dong sama mereka!3. Kisah di Cilangkap, menaiki rakit rapuh untuk bersekolah
Tahun 2013, jembatan yang melintasi sungai Ciherang ambruk karena terhempas oleh banjir. Sejak ambruknya jembatan itu, para siswa harus menggunakan rakit darurat (Yang hanya terbuat dari sebuah papan kayu) untuk menyeberangi sungai. Jangan dibayangkan rakit ini kokoh dan luas, rakit ini hanya cukup untuk maksimum 3 atau 4 orang, dimana lebarnya yang juga sangat sempit yang berakibat rakit ini sulit untuk stabil. Masih diperparah dengan kondisi sungai yang berarus deras (Sampai bisa dibuat wisata Arung Jeram!). Bisa dibayangkan, jika rakit tidak kuat menahan kecepatan arus, dan massa siswa yang ada diatasnya bisa dipastikan rakit akan hancur dan membunuh semua penumpangnya. Mengerikan!Bagaimana? Sekarang anda masih mau mengeluh? Bagaimana jika anda berada di posisi mereka? Mereka saja tidak mengeluh masa kita yang notabene sudah memiliki segala fasilitas yang bisa dibilang sangat memadai masih mau berkeluh kesah? Malu dong. Semoga ini bisa jadi motivasi bagi kita semua. Salam!
Miris gan, ngeliat saudara" kita yg belum beruntung seperti gambar diatas.
ReplyDeletenice post, semoga para petinggi" negara cepat tanggap
Footernya kok sama ya gan -_-
ReplyDeleteCuman Sosmednya aja yang sama, @_@.
DeleteJadi sadar pentingnya sekolah saat ini
ReplyDelete