Di negara Indonesia, Asuransi masih merupakan hal yang tabu untuk dibahas. Bahkan, jika ada seorang yang mulai membahas perihal asuransi mayoritas orang akan menghindarinya. Banyak yang berpikir bahwa asuransi adalah kegiatan yang membuang uang. Mengapa?
Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyaknya negara berkembang di bumi ini. Artinya, kondisi ekonomi di Indonesia bisa dibilang masih belum cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti negara mayoritas di Eropa atau bahkan bila dibandingkan dengan Singapura sekalipun. Banyak dari rakyat Indonesia menolak asuransi dengan berbagai alasan, salah satunya adalah karena masih kekurangan uang bulanan. Di sini saya akan membahas konsep tentang asuransi dan saya harap bisa membantu membuka pandangan anda tentang asuransi.
Saya kembali ke alasan "kekurangan uang bulanan". Memang, dalam mengikuti asuransi anda diwajibkan untuk membayarkan sejumlah premi setiap bulannya (sesuai dengan jumlah uang pertanggungan yang disetujui di polis). Namun, dengan membayar premi anda mendapatkan proteksi jika sewaktu-waktu terjadi masalah yang menyangkut financial anda (sakit misalnya). Jika anda tidak ikut dalam asuransi, maka anda dan keluarga anda sendiri lah yang menanggung semua beban kesehatan anda, dan tentunya tidak ada fasilitas kesehatan yang mau melayani secara gratis tanpa biaya.
Ini yang saya maksud resiko ekonomis. Memang tidak mudah diterapkan, tapi tetap harus diakui kalau resiko itu ada dan nyata. Sekarang saya kembalikan lagi, siapakah yang butuh asuransi? Dan mengapa malah banyak orang kaya yang malah ikut asuransi baik itu asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Padalah, secara teori dasar keuangan, orang kaya seharusnya malah tidak butuh asuransi karena jelas mereka sanggup untuk membayar tanggungan seperti biaya pendidikan anak, biaya berobat jika sakit, ataupun berinvestasi.
Tentu saja jawabannya mudah, Karena orang kaya sudah menyadari pentingnya asuransi! Mereka bisa fokus mengumpulkan uang tanpa khawatir adanya resiko akan tanggungan seperti sakit atau pendidikan anak yang mahal karena sudah ditanggung asuransi. Karena mereka orang kaya, merekapun juga sanggup membeli premi yang jumlahnya besar dan tentunya semakin mengamankan kondisi finansial mereka yang sudah sangat baik. Inilah yang disebut yang kaya makin kaya. Uang yang dikumpulkan pun bisa digunakan untuk jalan-jalan menikmati hidup ataupun membeli rumah dan kendaraan mewah. Sekalipun si orang tua ini meninggal dunia karena musibah, tidak perlu cemas karena merekapun sudah mempunyai asuransi jiwa yang menjamin kondisi finansial si anak dan istri.
Bagaimana dengan masyarakat awam dengan ekonomi pas-pasan? Kembali lagi, karena menolak mengikuti asuransi dengan berbagai alasan akhirnya mereka tidak punya proteksi apapun. Bekerja pun di bawah bayang-bayang kecemasan akan masalah kesehatan atau pendidikan anak. Bekerja di bawah bayang kecemasan tentudapat mengakibatkan penghasilan menjadi tidak optimal. Jika sewaktu-waktu terjadi masalah kesehatan yang serius, tidak ada yang bisa membantu dan hutang menjadi solusi singkat yang akhirnya malah menejerumuskan kondisi ekonomi ke jurang yang lebih dalam.
Konsep payung dalam asuransi
Mengapa asuransi selalu menggunakan gambar payung dalam ilustrasi produk? Anda tentu familiar dengan peribahasa "Sedia payung sebelum hujan" bukan? Begitu pula dengan konsep dalam berasuransi. Ikut dalam asuransi bukan berarti mendoakan anda agar sakit atau meninggal. Ingat bahwa dengan anda membawa jas hujan di motor anda bukan berarti pula anda mendoakan agar anda kehujanan di tengah jalan, namun agar jika sewaktu-waktu hujan maka anda sudah mempersiapkan diri.
Begitu juga dengan asuransi, dengan mengikuti asuransi berarti anda sudah mempersiapkan diri terhadap resiko-resiko financial yang tidak bisa dihindari. Setiap orang pasti akan bersekolah, setiap orang pasti mengalami sakit, dan setiap orang pasti akan meninggal hanya tinggal masalah waktu saja. Dan yang kita bahas bukan waktunya, tapi bagaimana persiapan anda?
Yang namanya persiapan pasti dilakukan jauh-jauh hari. Saya berikan analogi sekolah saja, anda harus mempersiapkaj belajar selama 3 tahun sebelum mengikuti ujian negara bukan? Itu hanya masalah sekolah yang merupakan sebagian kecil dari masalah kehidupan. Nah, sekarang bagaimana dengan masalah financial yang tentu akan mengikuti anda sampai akhir hayat? Bagaimana persiapannya?
Asuransi sebagai proteksi dan investasi
Banyak orang yang bisa dengan angkuh mengatakan kalau "saya bisa membiayai dan menjamin financial keluarga saya!". Pertanyaannya, itu kan kalau anda sebagai tulang punggung masih aktif dan sehat mencari uang, sehingga tidak masalah jika anggota keluarga yang terkena masalah karena anda yang menjamin. Sekarang pertanyaannya, bagaimana jika anda sendiri yang terkena masalah? Siapa yang membiayai?
Resiko-resiko financial, terutama kesehatan pasti datang tiba-tiba dan tanpa petingatan. Perlu diingat bahwa anda tidak bisa mengikuti asuransi kesehatan jika anda sudah terlanjur sakit.
Semoga dengan artikel ini, anda bisa terbuka dan mulai mempertimbangkan untuk mengikuti asuransi. Tidak perlu besar, yang penting cukup untuk mengatasi resiko financial yang bisa datang secara mendadak. Sekian dan terima kasih.
Post a Comment for "Alasan Mengapa Harus Ikut Asuransi Dan Konsep Payung Dalam Asuransi"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.