Banyak orang berusaha menginterpretasi nilai-nilai kehidupan dengan menggunakan analogi. Analogi ini maksudnya untuk mempermudah orang lain (atau orang yang mengemukakan) memahami persoalan atau perubahan yang selalu terjadi di dalam kehidupan. Beberapa diantaranya seperti analogi semut, roda, pohon, padi, dan lain lain. Analogi juga banyak digunakan dalam debat maupun diskusi untuk memberikan gambaran si pemberi pendapat.
Analogi sendiri adalah melakukan perbandingan berdasarkan persamaan dari dua obyek. Hasil dari persamaan tersebut akan menghasilkan gambaran yang lebih mudah dipahami. Analogi juga diakhiri dengan kesimpulan. Berikut beberapa contohnya.
1. Analogi pondasi rumah dengan ideologi negara
Sebelum membangun rumah, pasti anda akan membangun pondasi terlebih dahulu. Pondasi tersebut dibuat sekokoh mungkin untuk menopang rumah yang akan dibangun. Setelah pondasi jadi dan pembangunan dimulai, maka tidak mungkin anda merubah susunan pondasi yang telah dibentuk. Apalagi jika rumahnya sudah jadi, jika berniat merubah pondasi, maka anda harus merobohkan rumah yang sudah dibangun tadi. Dan apabila ada masalah yang terjadi pada rumah tersebut, anda pasti bisa memperbaikinya tanpa menggeser atau merubah pondasi yang ada. Sama halnya dengan ideologi negara. Ideologi negara yang sudah dibentuk tidak mungkin diganti. Jika ada masalah dalam negara, maka harus diselesaikan tanpa merubah ideologi yang sudah ada. Satu lagi, ideologi dan pondasi sama-sama dibangun oleh pendiri yang tentunya sudah tahu arah dan tujuan yang akan dicapai selanjutnya. Maka sebagai penerus, tidak semestinya kita merubah ideologi ataupun pondasi yang sudah berdiri kokoh selama puluhan tahun.
2. Analogi pohon dengan usaha manusia
Semakin tinggi pohon berdiri semakin besar angin yang menerpa. Namun jangan lupa juga kalau pohon yang sudah tinggi pasti memiliki akar yang kuat untuk menopang. Jika dihubungkan dengan usaha manusia, pohon diibaratkan sebagai besarnya usaha, akar sebagai penghasilan dan kemampuan, sedangkan angin adalah masalah yang menerpa. Usaha yang sudah besar, semakin besar pula masalah yang menerjang, namun bisa diatasi karena penghasilan, kemampuan, dan relasi yang sudah luas dan besar.
3. Analogi semut dengan gotong royong
Pernah melihat kerumunan semut bekerja? Berapa jumlah terbanyak yang pernah anda saksikan? Semut selalu bekerja sama saat mengangkat beban karena ukuran tubuh mereka yang kecil dan tidak sebanding dengan benda yang harus mereka angkat. Mereka saling membantu mengangkat makanan dari tempat ditemukan hingga sarang mereka. Manusia harusnya juga bisa begitu. Sebuah masalah akan menjadi lebih mudah apabila diselesaikan bersama-sama dari awal hingga akhir karena anda bukanlah dewa.
Masih banyak lagi analogi kehidupan yang menarik untuk dibaca dan diterapkan. Membaca karya-karya orang bijak seperti ini bisa menambah wawasan, motivasi, maupun kebijaksanaan anda. Semoga artikel ini banyak membantu. Terima kasih.
analogi itu sebenarnya seperti analogis , suatu pemikiran , bener ga ya ? , btw blog ente bahasa chnz
ReplyDeleteAnalogi emang cukup susah kalau dalam pelajaran Bahasa Indonesia , karena analogi itu perbandingan dan ibarat :3
ReplyDeletewahhhm saya kurang faham jgx ni gan ttg analogi gini, heheh
ReplyDeleteWah bagus ni infonya,, sangat bermanfaat. Thanks gan
ReplyDelete