Lapangan pekerjaan biasanya menyediakan pekerjaan yang beragam. Secara garis besar jenis pekerjaan tersebut dibagi dua yaitu dengan otot dan otak. Pekerjaan dengan otot contohnya supir dan kasir sedangkan dengan otak adalah manajer dan marketing.
Ada satu perbedaan mencolok dalam pekerjaan tersebut, pekerjaan dengan otak biasanya pekerjanya hanya ngotot di saat-saat tertentu (Contoh :saat pertemuan atau inspeksi). Sedangkan pekerjaan dengan otot selalu terlihat sibuk setiap hari, namun manakah yang lebih berbobot? Saya bukan bermaksud untuk menghina para pekerja yang masih "dibawah", karena pada suatu hari mereka pasti juga akan naik pangkat, tapi disini saya ingin memberi pengertian mengapa orang-orang dengan jabatan tinggi memiliki gaji yang besar.
Sebuah filosofi yang mengatakan kalau semakin tinggi pohon semakin besar angin yang menerpa. Tapi jika tidak sedang berangin, tentu saja kondisinya akan lebih kokoh daripada pohon yang kecil. Jika tidak sedang ada masalah yang datang, tentunya orang dengan jabatan yang tinggi akan terlihat super santai. Tapi bagaimana jika ada masalah?
Orang yang masih baru dalam dunia kerja, biasanya akan langsung memikirkan jabatan tinggi tanpa mempertimbangkan masalah yang menerpa. Untuk pegawai baru biasanya masalah yang muncul hanya masalah kecil yang mudah diselesaikan sendiri, seperti kesalahan input, terlambat, dll. Dan biasanya dampaknya tidak terlalu besar dan cepat ketahuannya.
Sedangkan untuk orang besar, biasanya terlihat tenang-tenang saja. Bepergian, makan-makan, dan kegiatan santai lainnya. Tapi ketika satu kali masalah datang, maka eksistensi perusahaan yang dipertaruhkan. Sebagai contoh jika anda adalah seorang direktur, maka kemungkinan masalah yang datang adalah serbuan kompetitor, jika anda seorang baru bagaimana cara anda untuk mengatasi hal ini? Pemikiran dan strategi itulah yang kemudian diberi harga yang sangat tinggi karena tidak semua orang dapat melakukan itu.
Bandingkan dengan masalah kecil tadi seperti kesalahan input. Paling anda langsung buka ulang komputer anda, lalu ganti inputan anda dengan yang baru sebagai pemecahan masalah. Tapi bagaimana jika anda sebagai direktur dan salah dalam pengambilan keputusan, lalu perusahaan anda bangkrut? Apa anda mau pakai mesin waktu untuk kembali ke masa lampau dan mengubah keputusan anda? Jelas tidak mungkin!
Pekerjaan yang dikerjakan berbanding lurus dengan penghasilan |
Sekarang bagaimana perasaan anda jika anda dengan bobot pekerjaan seperti itu, lalu anda digaji dengan jumlah sedikit? Anda jelas tidak terima. Dan jika anda sebagai pekerja baru ingin gaji yang tinggi, jelas tidak adil juga. Pekerjaan dengan otot paling-paling hanya pegal saja saat pulang, tinggal diurut, beres. Beda dengan orang yang bekerja dengan otak, jika mereka capai, dampak jangka panjangnya bisa sampai stress atau yang lebih parah lagi bisa sampai insomnia hingga tidak bisa konsentrasi (yang pada akhirnya berujung pada depresi). Bayangkan kalau itu sampai terjadi.
Itulah alasan mengapa anda jangan hanya melihat enaknya saja, tapi cobalah lihat kesulitannya juga. Bagi para pekerja baru jangan menjadi takut dengan artikel ini, tapi paculah semangat dan belajar agar anda bisa memecahkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Post a Comment for "Yang Mahal Adalah Idenya Bukan Pekerjaannya"
No spam please! Be a good netizen. Komentar dengan link aktif akan dihapus oleh admin blog.